Monday, 1 November 2010

Torture of West Papuans by Indonesian military


On 17th March 2010 the Indonesian military continued their operations in the Puncak Jaya regency (in the highlands of West Papua), after torturing then at 5 p.m. shooting dead the Rev. Kindeman Gire (see video below). The soldiers continued their sweeping operation from the direction of Kalome village towards Tingginambut district. In Lumbuk village they came across a group of 13 West Papuans resting in a traditional house (circular dwelling with grass roof). These West Papuans were suddenly surrounded at gunpoint early at 5 o'clock in the morning of Thursday 18th March 2010 and each of the men were badly beaten with rifle butts, some were cut with comando knives and all were heavily tortured to the point that some are simply awaiting death. Their names and ages are listed below. Entry number 7 is an old man who was suffering from malarial infection.
---------------------------------------------
Pada tanggal yang sama yaitu pada hari rabu tanggal 17 Maret 2010 malam TNI terus beroperasi dari Arah kalome tadi langsung menuju di ibu kota distrik Tingginambut, didaerah Lumbuk ada satu rumah honai (rumah tradisional rakyat Papua) ada sekelompok masyarakat tidur lalu mereka dikepung oleh angota TNI yang sama setelah menembak mati Pdt. Kindeman Gire pada jam 5 sore hari lalu pagi Jam 5 subu hari kamis Tanggal 18 Maret 2010 mengepung sejumlah warga yang ada dalam satu honai itu berjumlah 13 orang tidak ada satupun yang lolos semuanya tertangkap lalu menyiksa. Penyiksaan yang mereka alami adalah penyiksaan berat dan lebih buruk lebih banyak dari mereka menungguh waktu untuk mati karena mereka dapat injak dapat hajar dengan bokong senjata dan pisau sangkur.

Nama-nama Korban adalah Sbb:
1. Garundinggen Morib 45 Thn
2. Ijokone Tabuni 35 Thn
3. Etiles Tabuni 24
4. Meiles Wonda 30 Tahun
5. Jigunggup Tabuni 46 Thun
6. Nekiler Tabuni 25 Tahun
7. Biru Tabuni 51 Tahun Orang Tua Posisi saat Itu sakit Malaria Parah
8. Tiraik morib 29 Thn
9. Yakiler Wonda 34 Thn
10. Tekius Wonda 20 tahun
11. Neriton Wonda 19 Tahun
12. Yuli Wonda, 23 Tahun
13. Kotoran Tabuni 42 Thn

Sampai berita ini diluncurkan kondisi mereka sangat memprihatinkan.
(Video ini berhasil diambil karena KETOLOLAN anggota TNI yang senang rekam perbuatan mereka untuk saling angkat diri dengan rekan2 mereka)

West Papuan priests tortured then killed by Indonesian KOSTRAD soldiers


Leaked video of Indonesian soldiers from KOSTRAD TNI Yonif 756 (KOSTRAD - Strategic Defence Comandos) military operation in Tingginambut District Kalome, Puncak Jaya regency, graphically shows their brutal treatment and interrogation of two Papuan priests including burning the genitals of Rev. Kindeman Gire who was later killed. The younger man with knife held against his face is Rev. Pitinius Kogoya. Date of incident 17/3/2010.
--------------------------
--------------------------
Pada pukul 3.00. WIB sore, hari Rabu tanggal 17 Maret 2010 Tempat di Kalome distrik Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya

Kronologi :

Pdt. Kindeman Gire (dlm vid : yang ditelanjanggi) ditembak Mati Oleh TNI, Kindeman adalah seorang Hamba Tuhan Gembala Sidang Gereja GIDI Toragi distrik Tingginambut pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2010. Satu minggu sebelumnya korban bersama jemaat mengirim uang lewat Air Gire ke Wamena untuk membelikan bensin 15 ltr untuk kepentingan bela kayu bangun gereja . Air mengirim berita kepada korban agar jaga-jaga di jalan karena dia akan mengirimkan besin tersebut lewat kendaraan yang akan lewat agar jangan sampai kelewatan maka diharapkan pesan kepada korban untuk jaga dijalan.

Dalam waktu yang sama seorang Gembala juga Bernama Pitinius Kogoya. juga menitipkan sejumlah uang kepada seorang sopir mobil Ekstrada untuk dibelikan minyak goreng di Wamena kalau kembali ke Puncak Jaya agar tolong dibawakan dengan harapan tersebut sehingga ia juga jaga dijalan untuk menunggu titipannya yang akan dibawakan dari Wamena oleh seorang sopir berinisial Yakop orang Toraja yang sudah cukup kenal dengan P Kogoya.

Dalam waktu yang sama Pdt. Kindeman Gire Korban lebih awal berada di jalan menungguh kiriman ketika itu Pasukan TNI Yonif 756 dari distrik Ilu lewat dan bertemu dengan Korban dan bertanya kepadanya pertanyaan-pertanyaan intimindasi bahwa kamu tau Gorobak atau pernah lihat gorobak..?( tidak tahu apa maksudnya arti dari gorobak itu) lalu korban menjawab nya saya Tau ( dengan bahasa Indo yg kaku). Lalu kamu tinggal dimana jawab korban saya tinggal di kalome. Selanjutnya Tentara membuka Magasen lalu mengeluarkan peluru dan tunjuk dan bertanya kepada korban apakah kamu tau ini...? apa kamu tau tempat penyimpanan senjata? apakah kamu ada simpan dirumah ...? korban senyum campur ketakutan karena ditodong senjata.

Ketika pertanyaan ini terus bertubi-tubi maka muncullah secara tiba-tiba yang menjadi saksi dalam pembunuhan Pdt. Kindeman Gire ini muncul seorang hamba Tuhan juga Pitinius Kogoya, tadi untuk menunggu titipan ternyata dia juga dapat tangkap oleh kelompok Tentara tersebut bertanya kepadanya bahwa .. He kamu cari apa ..? Pitinius Kogoya menjawab ah saya ada titip uang sama sopir waktu berangkat kewamena untuk belikan minyak goreng jadi saya datang cek mobil yang masuk dari wamena . pertanyaan berikut adalah apakah kamu tahu Peluru..? apakah kamu tahu senjata..?. dimana tempat persembunyian OPM..? di menujukan tempat di sebelah bukit dan kami biasa mendengar mereka ada disana .

Pada saat itu sudah pukul 3.30 WIB korban dan saksi dipisahkan jarak antara 2 sampai 3 meter lalau menyiksa mereka berdua dalam dua kelompok berbeda sampai jam 5 sore .penyiksaan yang mereka alami adalah luar biasa sampai muka bengkak dan menghitam. Pada saat pukul 5 sore itulah saksi Pitinius Kogoya didorong oleh anggota Tentara lain berdiri bagian atas posisi ketinggian dan langsung lompat diposisi rendah bagian bawah badan jalan lompat menginjak satu anggota yang berdiri diposisi kemiringan merayap masuk dalam semak-semak dan melarikan diri sambil . Ketika itulah Korban atas nama Pdt. Kindeman Gire ditembak dengan Senjata 2 kali tembakan . sejak tanggal ditembak itulah sampai laporan ini diturunkan belum pernah ditemukan jasat korbannya.

Kecurigaan besar masyarakat adalah kemungkinan TNI memultilasi ( memotong-motong ) tubuh korban dimasukan dikarung lalu membuang di Sungai Tinggin atau di Sungai Yamo bahkan mungkin di sungai Guragi ataukah mungkin mereka kuburkan .